Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Amien Rais : Tokoh dibalik Reformasi '98

Gambar
Baru kali ini mencoba mereview biografi salah satu tokoh reformasi Nasional yang sampai saat ini pantas untuk dijadikan teladan. Beliau bernama Amien Rais, kelahiran Solo 26 April 1944. Dilahirkan dari latar belakang keluarga Muhammadiyah. Mulai dari kakeknya yang mulai masuk Islam dan menjadi aktivis Muhammadiyah sejak mendengarkan ceramah dari KH Ahmad Dahlan, kemudian ayahnya bernama Syuhud Rais seorang mubaligh dan ibunda bernama Ny. Sudalmiyah yang dulunya pernah memimpin Aisyiyah selama 20 tahun di Solo. Buku ini mencoba memberikan ulasan kiprah kepemimpinan Amien Rais sejak dari organisasi kepanduan Hizbul Wathan, kemudian menuju organisasi Muhammadiyah. Dari organisasi keagamaan, kemudian ijtihad politik pun dilakukan oleh beliau dengan mendirikan partai politik bernama PAN (Partai Amanat Nasional). Beliau dapat dikatakan sebagai satu-satunya orang yang beruntung untuk kemudian membuka kran demokrasi melalui reformasi. Kritik beraninya terhadap pemerintahan orde baru disa

Melihat Kembali Gugatan Bung Karno (Tinjauan Singkat Buku Indonesia Mengguggat)

Gambar
Buku yang umum dibaca oleh para aktivis mahasiswa untuk memahami imperialisme seperti yang dipahami oleh salah pendiri Negara ini yaitu Ir. Soekarno. Membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk membaca buku setebal 212 halaman ini. Konten dari buku merupakan teks pidato pembelaan Bung Karno di Pengadilan Bandung pada bulan Agustus 1930 yang akhirnya memutuskan menghukum Soekarno dan kawan-kawan dengan hukuman penjara (1 tahun 3 bulan – 4 tahun), dan kita renungkan maknanya. Bung Karno dalam pidato Indonesia menggugat ini banyak mengkritik sistem imperialism dan kapitalisme yang berlangsung di Indonesia saat itu. Bung Karno dituduh memaksudkan bangsa Belanda dan bangsa asing lain sebagai bentuk kapitalisme dan perlu untuk dilenyapkan. Kemudian, juga dituduh membahayakan pemerintah apabila Bung Karno menyerukan rubuhkan imperialism. Dan pada bagian ini, kita melihat sisi kecerdasan bung karno dalam pembelaannya. Bahwa kapitalisme dan imperialisme bukanlah suatu badan, bukan manus