Melihat Kembali Gugatan Bung Karno (Tinjauan Singkat Buku Indonesia Mengguggat)
Buku yang umum dibaca oleh para aktivis
mahasiswa untuk memahami imperialisme seperti yang dipahami oleh salah pendiri
Negara ini yaitu Ir. Soekarno. Membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk membaca
buku setebal 212 halaman ini. Konten dari buku merupakan teks pidato pembelaan
Bung Karno di Pengadilan Bandung pada bulan Agustus 1930 yang akhirnya
memutuskan menghukum Soekarno dan kawan-kawan dengan hukuman penjara (1 tahun 3
bulan – 4 tahun), dan kita renungkan maknanya.
Bung Karno dalam pidato Indonesia menggugat ini
banyak mengkritik sistem imperialism dan kapitalisme yang berlangsung di
Indonesia saat itu. Bung Karno dituduh memaksudkan bangsa Belanda dan bangsa
asing lain sebagai bentuk kapitalisme dan perlu untuk dilenyapkan. Kemudian,
juga dituduh membahayakan pemerintah apabila Bung Karno menyerukan rubuhkan
imperialism. Dan pada bagian ini, kita melihat sisi kecerdasan bung karno dalam
pembelaannya. Bahwa kapitalisme dan imperialisme bukanlah suatu badan, bukan
manusia, bukan suatu bangsa, tetapi ialah suatu paham, suatu pengertian, dan
suatu sistem.
Buku ini juga coba memberikan tipologi atas
imperialism, yaitu imperialisme tua dan imperialisme modern. Pada hakikatnya
kedua tipe ini sama yaitu keduanya memiliki apa yang disebut sebagai “nafsu
rezeki”. Tidak senang melihat rezeki yang dimiliki oleh Negara-negara lain,
serta belum merasa cukup dengan kekayaan diri sendiri. Sehingga, muncul adanya
penjajahan terhadap bangsa lain di luar bangsanya. Teori Gustav Klemm juga menyebutkan bahwa tidak
hanya nafsu kekayaan, namun juga nafsu kemahsyuran atau nafsu melihat bangsa
asing. Kedua tipe ini kemudian hadir dengan asas dan prinsip yang berbeda. Jika
imperialisme tua memaknai penjajahan dengan mendatangi langsung wilayah jajahan
kemudian melakukan semacam tindakan perampokan kekayaan alam daerah jajahan,
contoh seperti di masa hindia Belanda adanya cultur-stetsel. Berbeda dengan
imperialism modern yang tidak harus dengan mendatangi langsung, namun menjajah
dengan bentuk yang soft but effective.
Imperialisme modern ini biasanya masuk ke dalam sendi-sendi budaya, hubungan
sosial masyarakat, ekonomi, dan politik.
Kemudian, pada bab selanjutnya. Buku ini
memaparkan tentang adanya gerakan perlawanan terhadap imperialisme di Indonesia.
Bahwa timbulnya gerakan perlawanan yang begitu masif bukan karena adanya
hasutan-hasutan dari tokoh pergerakan saat itu untuk melawan. Bukan hasutan
yang memunculkan perlawanan terhadap imperialisme. Namun, timbulnya perlawanan
ini adalah akibat dari sistem imperialism itu sendiri. Imperialisme yang
kemudian menyengsarakan rakyatlah yang memicu gerakan perlawanan ini.
Pada bagian terakhir, Bung Karno kemudian
menjelaskan peran dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang menjadi salah satu
organisasi yang bergerak di bidang politik. PNI meyakini bahwasanya untuk bisa
mengurus rumah tangga Negara menjadi baik, maka harus didahului oleh adanya
kemerdekaan. Bukan menunggu sampai rumah tangga Negara baik, baru kemudian kita
bisa merdeka.
Sumber :
Ir. Soekarno “Indonesia Menggugat” (Editor :
Prof. Dr. Mubyarto)
Komentar
Posting Komentar