How to Write a Good Personal Statement for YSEALI Academic Fellowship
Pada
tulisan kali ini, saya akan coba membahas tentang proses pendaftaran YSEALI
Academic Fellowship, khususnya penyusunan esai Personal Statement. Buat yang
belum pernah tau, YSEALI (Young Southeast Asian Leaders Initiative) adalah
program kepemimpinan dari pemerintah Amerika Serikat yang digagas sejak masa
pemerintahan Barack Obama guna mengembangkan dan menjejaringkan para calon pemimpin masa depan di
ASEAN. Kebetulan, saya merupakan peserta YSEALI Academic Fellowship Fall 2019
pada topik Civic Engagement yang akan berangkat pada bulan September 2019 ke
Kennesaw State University.
Well,
Alasan mengapa saya coba tuliskan dan sebarluaskan pengalaman ini adalah untuk
menambah khazanah referensi teman-teman yang ingin mendaftar program YSEALI. Karena
saya pun saat masih menjadi peserta juga merasa banyak terbantu dengan adanya artikel,
blog, dan vlog yang dibuat oleh para alumni YSEALI. Selain itu, ketika proses
pendaftaran dan seleksi, saya juga banyak dibantu oleh Mas Gading (Alumni
YSEALI Fall 2017) dan Khalil (Alumni YSEALI Spring 2019). Jadi tidak ada
salahnya untuk menambah khazanah informasi pendaftaran dalam bentuk blog.
Semoga konten tulisan ini bermanfaat bagi rekan-rekan yang sedang berjuang ya
!!!
In my perspective,
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan esai YSEALI ini adalah straight to the point, make it unique, and systematic. To the Point maksudnya
adalah tidak bertele-tele karena maksimal jumlah kata hanya 250 (jika tidak
berubah), maka pastikan kita buat sepadat mungkin. Unique adalah prinsip yang penting hampir di semua esai, ya bisa
kita bayangkan dalam sekali periode pendaftaran YSEALI, setidaknya ratusan esai
bakal diseleksi, maka pastikan esai yang kita buat memiliki perbedaan dibanding
esai lainnya. Systematic berkaitan
dengan format penulisan yang ingin dibuat, seperti paragraf dan susunan
kalimat. Memang bukan hal terpenting, tapi jangan terlalu diabaikan karena pada
bagian ini akan terlihat kemampuan bahasa inggris kita.
Overall, esai kita setidaknya memuat “something different” sehingga mampu meyakinkan bahwa kita layak menjadi delegasi YSEALI. Di bawah ini saya tulis beberapa outline esai Personal Statement yang menjadi poin penting, serta bagian yang menurut saya (subjektif) memiliki nilai tambah bagi personal statement teman2.
Overall, esai kita setidaknya memuat “something different” sehingga mampu meyakinkan bahwa kita layak menjadi delegasi YSEALI. Di bawah ini saya tulis beberapa outline esai Personal Statement yang menjadi poin penting, serta bagian yang menurut saya (subjektif) memiliki nilai tambah bagi personal statement teman2.
1. Unique Introduction
Bagian
ini adalah perkenalan diri. Make an
unique introduction. Sama halnya dengan esai pada umumnya, buatlah opening
statement yang unik namun tetap menggambarkan diri kita. Pada poin ini, kita
harus mampu menunjukkan perbedaan kita dengan applicant lainnya. Pada bagian
ini, saya memperkenalkan diri sebagai lulusan Administrasi Publik dan sedang concern dalam pelayanan publik/komunitas
dengan mengutip ide dari salah seorang tokoh nasional Amerika Serikat yang
kebetulan sangat berkaitan dengan keilmuan saya dan social activity yang sedang
saya lakukan. Metode perkenalan ini saya gunakan untuk menjembatani kepada
bagian kedua yang membahas tentang aktivitas sosial.
Yap,
kalian harus temukan sendiri, mungkin butuh berkontemplasi, untuk menemukan
keunikan dari teman-teman. Apakah dari latar belakang personal, sosial, ataupun
keilmuan (seperti yang saya lakukan).
2. Describe your social project clearly
Pada
bagian ini, kalian harus mendeskripsikan social
project yang akan, sedang, atau pernah dilaksanakan. Secara pribadi, saya
menggunakan prinsip SMART (Specific, Measurable, Attainable, Rational, and
Timebound). Alasannya adalah prinsip ini relatif mudah untuk menjelaskan
ide/gagasan kita yang masih abstrak agar lebih konkrit dan mudah dipahami oleh
pembaca. Yap, kalian harus menyebutkan seluruh prinsip ini dalam 2-3 kalimat.
Jika social activity kalian sedang dilaksanakan atau telah dilaksanakan maka
setidaknya kalian bisa menyebutkan rentang waktunya atau sejak kapan, peran
signifikan kalian apa, jumlah target atau sasaran social project, serta luaran
dan manfaatnya yang dihasilkan. Rentang waktu menunjukkan konsistensi kalian
untuk menyelesaikan masalah di isu tersebut. Misalnya kalian terlibat dalam isu
ini dari tiga tahun yang lalu saat masih menjadi volunteer.
Sebagai
tambahan, jika kalian mampu menghubungkan social project kalian dengan isu
global, maka ini akan menjadi poin tambahan (subjektif). Contoh isu global
misalnya salah satu dari 17 poin SDGs, toleransi, disabilitas, masyarakat adat,
kesehatan reproduksi, dll.
3. Make your specific goals
Pada
bagian ini, kalian harus mendeskripsikan apa yang ingin kalian peroleh saat dan
paska kegiatan. Kalian harus mampu menghubungkan antara social project/program
kalian dengan kondisi yang ada di Amerika Serikat (Relatable), seperti
demokrasi, toleransi, program unggulan pemerintah US saat ini. Kemudian,
mention juga hal yang ingin kalian lakukan setelah mengikuti program YSEALI
(Kalian bisa pisahkan ini ke dalam paragraf selanjutnya atau tetap di paragraf
ini). It would be better if you make it more specific. Pada esai yang saya
tulis, saya menyebutkan ingin belajar tentang bagaimana pemerintah dan
masyarakat disana berkolaborasi mengelola hak-hak minoritas, karena kebetulan Amerika Serikat di dalam Kongres US memiliki mekanisme pengambilan keputusan untuk melindungi kelompok minoritas atau disebut "fillibuster". (Saya tulis ini
karena berkaitan dengan latar belakang jurusan saya di bidang sosial-politik dan program sosial yang
sedang saya buat di bidang layanan publik kepada kelompok rentan (vulnerable group)). So, pastikan setiap bagian awal sampai akhir memiliki
KESINAMBUNGAN. Untuk memastikan hal tersebut, kita dapat meminta tolong kepada
senior atau alumni YSEALI untuk mengoreksi esai kita. Saya sendiri butuh 4 kali dikoreksi hingga menjadi esai yang siap untuk didaftarkan.
Terakhir
adalah KONSISTENSI. Yap, memang ada faktor “lucky” dalam setiap proses seleksi
YSEALI. Ada yang baru mencoba sekali, langsung lolos. Ada yang butuh 3 sampai 5
kali baru lolos. Kembali lagi ke kita, sejauh mana kita tidak pernah lelah dan
bosan untuk terus mencoba dan mencoba.
“Teruslah mencoba sampai
kegagalan itu bosan dan lelah terhadap KERJA KERAS kita”
Kak, can I ask you gmail? bcs I make a personal statement and can u proofread it to me? thanks kak
BalasHapusSure, please send to parlaungan.nasution@siu.edu
Hapus