PENGHARGAAN GELAR “PAHLAWAN PERBATASAN” SEBAGAI BENTUK APRESIASI PEMERINTAH DALAM MENDORONG KUALITAS PENDIDIKAN DI DAERAH 3T




PENDAHULUAN
Manusia berperadaban dibentuk oleh sistem pendidikan yang diterapkan oleh suatu negara. Pendidikan menjadi modal utama dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku setiap individu manusia demi kemajuan dan peradaban suatu bangsa.
Termasuk juga bangsa Indonesia, kemajuan peradaban yang telah terjadi di Indonesia merupakan hasil dari sistem pendidikan yang sudah kita terapkan, namun kita sadar bahwa pendidikan di Indonesia masih dinikmati oleh mereka yang berada di sekitar pusat pemerintahan.
Indonesia merupakan negara dengan bentuk kepulauan, secara geografis berada diantara benua Asia dan benua Australia. Bentuk Kepulauan ini menjadikan Indonesia memiliki daerah perbatasan dengan beberapa negara, seperti Serawak Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, Singapura, dan Filippina. Wilayah-wilayah perbatasan ini lah yang seringkali kurang mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga menimbulkan beberapa masalah sosial, yang salah satunya menjadi focus kita pada esai ini yaitu masalah pendidikan.
Pemenuhan dan pemerataan pendidikan menjadi hal pokok kebijakan pemerintah, tidak henti-hentinya kebijakan pemerintah untuk berupaya memenuhi pendidikan di wilayah 3T. Pada tahun 2015 ini kemenristek dikti melalui program SM3T yang kelima mengirimkan 3000 sarjana ke wilayah perbatasan. Agar menarik minat sarjana kemenristek dikti akan memberi tiga kali insentif tunjangan. (Sumber : www.cnnindonesia.com/nasional/20150527155801-20-56067/kemenristekdikti-kirim-3000-sarjana-ke-wilayah-3t-tahun-ini/, diakses tanggal 29 september 2015). Namun, hal ini dirasa kurang memberikan apresiasi terhadap kerelawanan mereka yang cukup dibayar hanya dengan insentif tunjangan, mereka butuh “sesuatu” untuk benar-benar merasa dihargai oleh pemerintah dan benar-benar merasa kerelawanannya itu diapresiasi oleh pemerintah.
Maka dari itu, demi mendukung program pemerintah, maka penulis memberikan gagasan “Penghargaan Gelar ‘Pahlawan Perbatasan’ sebagai bentuk apresiasi pemerintah dalam mendorong kualitas pendidikan di daerah 3T” sebagai balas jasa atas kerelaan mereka dalam mengikuti program SM3T untuk memajukan pendidikan di daerah perbatasan Indonesia. Dalam realisasinya nanti, mekanisme pemberian penghargaan “Pahlawan Perbatasan” nantinya akan dikeluarkan oleh Kemenkumham, kemudian dari Menristek Dikti akan diberikan beasiswa bagi mereka yang mau untuk mengabdi dan memajukan pendidikan di daerah 3T.
Masalah yang coba untuk diangkat dalam esai ini adalah bagaimana gambaran mengenai gagasan penganugerahan gelar “Pahlawan Perbatasan” kepada para relawan, kemudian implikasi apakah yang diharapkan. Penulisan esai ini juga bertujuan untuk memberikan gagasan mengenai inovasi pendidikan di daerah 3T. Sehingga, harapannya nanti dapat mendorong pendidikan yang implikasinya dapat memajukan peradaban di daerah 3T.

PEMBAHASAN
Program Sarjana Mendidik Daerah 3T merupakan salah satu program pemerintah guna mencerdaskan masyarakat Indonesia. Program ini ditujukan kepada sarjana pendidikan yang belum bertugas sebagai guru untuk ditugaskan selama satu tahun di daerah 3T. Program SM3T ini adalah program pengabdian masyarakat guna mempercepat pembangunan pendidikan di daerah yang tergolong 3T, sebagai penyiapan pendidikan professional yang akan dilanjutkan dengan program pendidikan profesi guru (PPG).
Namun, program ini belumlah terlihat baik dalam pelaksanaannya karena bentuk apresiasi yang kurang memberi kepuasan kepada para relawan. Padahal, untuk dapat mendidik di daerah 3T merupakan hal yang luar biasa karena dibutuhkan mental dan fisik yang mumpuni. Bukan sekadar sarjana pendidik yang belum bertugas sebagai guru. Maka dari itu, dibutuhkan suatu stimulus kepada peserta program ini nantinya, agar pengabdian mereka selama di daerah 3T dapat benar-benar dihargai dan diapresiasi oleh pemerintah. Maka, penulis menggagas inovasi penganugerahan gelar “Pahlawan Perbatasan” kepada para relawan yang rela mendidik para anak-anak di daerah 3T.
Penganugerahan penghargaan dengan gelar “Pahlawan Perbatasan” merupakan gagasan penulis untuk mendorong para relawan menuju ke perbatasan demi melakukan pengabdian khususnya di bidang pendidikan kepada anak-anak di daerah 3T. Tujuan dari diberikan gelar penghargaan ini merupakan wujud apresiasi pemerintah kepada para sarjana yang rela menghabiskan waktunya beberapa tahun untuk mengabdi dan memajukan pendidikan di daerah 3T.  Penghargaan gelar ini nantinya akan diterbitkan oleh Kemenkumham Republik Indonesia sehingga menjadi suatu kebanggaan luar biasa bagi relawan dengan adanya bukti tertulis tersebut. Dengan merasa terapresiasinya para relawan tersebut, implikasi yang diharapkan dapat memajukan pendidikan di daerah 3T.
Kemudian, setelah mereka memperoleh gelar “Pahlawan Perbatasan” dari kemenkumham. Para relawan yang mengabdi di sana mendapat apresiasi lainnya yaitu bea studi pascasarjana baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Bea studi pascasarjana ini nantinya akan dikelola oleh Menristek Dikti. Bea studi pasca sarjana ini akan membuka lowongan bagi para relawan baik fresh graduate maupun yang sudah lama lulus untuk bisa meneruskan pendidikannya ke jenjang selanjutnya.
Gagasan ini juga sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yaitu mengajar dan mendidik, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dengan mendapatkan bea studi pascasarjana maka itu sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yang nilai kedua, karena dengan bertambahnya jenjang pendidikan akan mendorong mereka untuk intensif melakukan penelitian-penelitian.

PENUTUP
Pendidikan di daerah 3T tetap menjadi prioritas pembangunan pendidikan pemerintah Indonesia, ini dibuktikan dengan dibuatnya program Sarjana Mendidik Daerah 3T (SM3T). Program ini merupakan program untuk mendorong para sarjana pendidikan yang belum memperoleh kesempatan mengajar, maka pemerintah membuat program untuk para sarjana pendidikan tersebut dengan insentif tiga kali lipat bagi para sarjana yg mengikuti program tersebut. Namun, program tersebut kenyataannya kurang bisa menghargai dan mengapresiasi sikap kerelawanan para sarjana tersebut, apalagi mendidik dan mengabdi di daerah 3T merupakan hal yang luar biasa dan butuh pengorbanan yang tidak sedikit.
Maka dari itu, penulis memberikan gagasan penghargaan gelar “Pahlawan Perbatasan” kepada para relawan yang mau mengabdi dan memajukan pendidikan di daerah 3T tersebut, tidak hanya itu nantinya para sarjana akan diberikan bea studi pascasarjana untuk meningkatkan tingkat pendidikan mereka. Pemberian gelar ini akan diberikan oleh Kemenkumham dan pemberian bea studi pascasarjana ini akan diberikan oleh Kemenristek Dikti. Gagasan ini dirasa juga sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi.
REFERENSI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 1)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 2)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 3)