Aku Harus Mandiri


(Sebagai persyaratan mengikuti Program Mahasiswa Mandiri Jawa Pos)

Terlahir dari keluarga mampu tidak membuat saya mau untuk berpangku tangan pada fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh orang tua saya. Bukan bermaksud untuk tidak bersyukur atas fasilitas yang diberikan, namun saya mencoba untuk mandiri dalam menjalan segala tantangan dan rintangan kehidupan.
Alhamdulillah, pendidikan hidup yang diberikan oleh orang tua saya untuk membuat anak-anaknya tidak manja dan mau untuk bekerja keras ketika ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Saat ini saya tengah menempuh pendidikan di Universitas Airlangga. Bukan hal mudah untuk hidup sendiri di salah satu kota besar di Indonesia. Pada saat itu lah kemandirian saya mulai terasah. Mulai kemandirian hal kecil seperti makan sehari-hari sampai hal besar seperti perkuliahan dan pergaulan sehari-hari. Saya memulai kemandirian saya dengan menghemat uang jajan saya sehari-har. Selain untuk menambah uang jajan, saya sering menjadi delegasi universitas dalam lomba karya tulis sehingga dari hasil delegasi itu saya simpan sebagai uang jajan.
Mandiri tidak hanya diartikan sempit di dalam masalah keuangan saja, namun mandiri dalam kacamata saya adalah kemampuan untuk mengatur dan mengelola segala bentuk kehidupan. Karena hidup ini penuh dengan dinamika, maka hanya orang-orang yang memiliki kemandirian yang dapat bertahan. Kemandirian juga memiliki arti belajar mengambil keputusan, karena hidup ini penuh dengan dinamika maka hanya orang-orang mandiri lah yang mampu mengambil keputusan dengan baik tanpa tergantung pada orang lain. 
Berdasarkan sensus penduduk penduduk tahun 2010, jumalh penduduk Indonesia sebesar 237, 64 Juta jiwa. Apalagi diprediksi pada tahun 2020-2035, Indonesia akan menghadapi fenomena bonus demografi. Bonus demografi merupakan fenomena kependudukan yang mana jumlah penduduk usia produktif akan lebih banyak dibanding penduduk usia tidak produktif. Artinya, kemandiriaan menjadi hal penting dalam memasuki babak bonus demografi.
Setiap manusia pasti menginginkan dirinya menjadi manusia yang mandiri, tetapi tidak mudah untuk mengejawantahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dibutuhkan niat dan tekad yang kuat untuk memulai kehidupan yang mandiri. Kemandirian hidup yang sedang saya perjuangkan bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi untuk kemandirian Indonesia juga. Maka dengan lantang saya berkata, “Aku harus mandiri, demi Indonesia yang mandiri !”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 1)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 2)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 3)