Bermimpi Besar



Setiap manusia pasti memiliki impian. Mulai dari impian yang tampak kecil, sampai impian yang tampak besar. Ukurannya pun bergantung pada preferensi masing-masing individu, serta upaya-upaya seperti apa yang perlu dilalui untuk mencapai impian kita. Secara singkat, impian adalah segala sesuatu yang kita inginkan, entah bentuknya berupa kepemilikan atau tindakan. Dan realitasnya adalah kebanyakan manusia menginginkan sesuatu, namun tak ingin berupaya lebih, lebih, dan lebih. Ya berupaya secukupnya atau sekadarnya saja.
Saya berani katakan bahwa hanya mereka yang merdeka atas dirinyalah yang berani bermimpi besar dan mewujudkannya. Ketika kita tidak berani bermimpi besar, apalagi mewujudkannya, maka sesungguhnya kita belum merdeka dengan diri kita, kita masih belum selesai dengan diri kita. Pertanyaan selanjutnya adalah lalu mimpi besar seperti apa yang dimaksud. Mereka yang memiliki mimpi besar adalah mereka yang tidak hanya berpikir dan berencana tentang dirinya sendiri, namun juga kebermanfaatannya terhadap perubahan di lingkungan sekitarnya.
Kita sering mendengar bahwa pemimpi(n) besar lahir dari pemimpi besar. Mereka yang berani bermimpi tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun untuk kemaslahatan banyak orang. Mudahnya, ketika orang biasa bermimpi untuk menjadi orang kaya, namun pemimpi besar bermimpi untuk menjadikan orang-orang di sekitarnya berkecukupan. Ketika orang biasa memilih untuk menumpuk hartanya, pemimpi besar memilih untuk membagikan hartanya kepada orang yang membutuhkan. Begitulah pemimpi besar yang kelak di masa yang akan datang akan menjadi pemimpin besar.
Setiap kali merefleksikan bermimpi besar, kita terus teringat kepada para pendiri republik ini. Saya membayangkan jika para pendiri negara ini tidak bermimpi besar, mungkin nama Indonesia tak pernah ada dalam catatan sejarah penumbangan kolonialisme dan kontribusinya bagi pembangunan dunia. Kita bisa bayangkan Mohammad Hatta dengan segala pendidikannya yang cukup mentereng di zamannya, bahkan sampai menuntut pendidikan ke negeri Belanda. Kapasitas dan pengetahuannya tentang hukum, ekonomi, dan politik juga tidak perlu dipertanyakan lagi kehebatannya. Jika Bung Hatta tidak bermimpi besar, maka telah cukup bagi Bung Hatta dalam hidupnya karena apapun bisa didapatkan.
Namun, jalan yang dpilih oleh beliau adalah jalan pemimpi besar. Cita-cita Bung Hatta telah menyatu dengan cita-cita Bangsa Indonesia. Keluar masuk bui, berkali-kali terlibat dalam pengadilan internasional, dan sebagainya menjadi rintangan yang perlu dilalui hingga menjadikan Bung Hatta menjadi pemimpin besar bagi Bangsa Indonesia.    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 1)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 2)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 3)