Belajarlah Berubah Layaknya Elang


Perubahan adalah sebuah keniscayaan. Setiap makhluk hidup akan dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam tuntutannya untuk berubah. Tentu, perubahan yang diharapkan adalah perubahan ke arah kebaikan. Bicara tentang perubahan, alangkah baiknya kita belajar dari seekor elang.
Elang merupakan hewan berjenis unggas yang memiliki rentang umur panjang sampai sekitar 70 tahun. Namun, untuk sampai pada usia 70 tahun itu, Elang harus melalui suatu fase perubahan yang tidak mudah. Pada usia sekitar 40 tahun, Elang harus menghadapi kondisi biologis pada tubuhnya. Paruhnya akan bertambah panjang dan membengkok bahkan sampai melukai bagian dadanya. Cakarnya pun juga begitu, sehingga membuat cengkramannya pun tidak sekuat dahulu. Bulu-bulu pada sayapnya bertambah lebat dan tebal, sehingga membuat elang bertambah berat.
Pada kondisi tersebut, Elang dihadapkan pada dua pilihan. Pertama menunggu waktu ajal menjemputnya. Atau kedua harus melalui suatu fase perubahan selama 150 hari yang sangat berat bahkan menyakitkan.
Ketika memilih pilihan kedua, Elang harus terbang menuju puncak gunung untuk membuat sarang di tepi jurang. Di tepi jurang inilah, Elang harus melakukan transformasi diri. Disana, ia mematuk-matukkan paruhnya ke batu karang sampai paruhnya patah dan lepas dari bagian mulutnya. Setelah paruhnya lepas, ia harus menunggu sampai paruhnya tumbuh kembali. Apakah sudah cukup, tentu tidak. Setelah paruh barunya tumbuh, ia menggunakan paruhnya untuk mencabuti cakar-cakar di kakinya. Dan terakhir adalah menggunakan cakar-cakar barunya untuk mencabuti bulu-bulu di sayapnya. Begitulah proses perubahan elang yang berat dan menyakitkan. Bahkan dalam prosesnya tersebut, Elang harus menahan diri untuk tidak bernikmat diri seperti makan, minum, dan lainnya.
Ya, itulah perubahan. Tak ada proses perubahan yang tidak menyakitkan, bahkan perubahan menuntut adanya pengorbanan. Memang perubahan itu menyakitkan, namun akan lebih menyakitkan bila tidak melakukan perubahan.
Sesungguhnya Allah SWT telah membuka peluang-peluang perubahan bagi setiap hamba-Nya. Namun, segalanya tergantung pada diri manusia itu sendiri, apakah terbuka atau tertutup akan perubahan. Allah SWT pun telah menyampaikan pada QS Ar-Ra’d ayat 11 yaitu “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”.
Maka dari itu, keputusan untuk melakukan perubahan adalah sangat penting. Mencari “Strong Why” atau meluruskan niat dari keputusan kita untuk berubah, adalah hal yang tidak kalah penting dalam perubahan itu sendiri. Seperti halnya Elang tadi, jika dirinya tidak melakukan perubahan yang menyakitkan tersebut, maka kematian lah yang akan menantinya. Kita juga dapat memvisualisasikan perubahan yang kita putuskan adalah hal yang sangat mutlak. Apabila kita tidak melakukannya, maka akan ada kerugian di kemudian hari. Kerugian yang bahkan akan menjadikan diri kita merasa seperti sia-sia berada di dunia ini.
Oleh karena itu, belajarlah untuk berubah ke arah yang lebih baik. Meniatkan diri bahwa perubahan yang kita lakukan adalah semata-mata untuk mengharap ridha Allah SWT akan menjadikan proses perubahan kita memiliki nafas panjang. 

Sumber Gambar : www.kompasiana.com, diakses 19 Agustus 2018 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 1)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 2)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 3)