Sudah Tinggikah Anak Tangga Yang Kita Naiki ?




Menjadi pribadi yang sukses adalah impian setiap orang. Banyak orang mengikuti seminar-seminar motivasi untuk membuat dirinya sukses. Siapa yang tidak ingin menjadi seperti Mohammad Yunus, pendiri Grameen Bank yang mampu mengangkat Bangladesh dari mental kemiskinan yang mengakar. Siapa yang juga tidak ingin menjadi Chairil Tanjung, seorang pengusaha sukses yang baru saja ini termasuk dalam 10 orang terkaya se-Indonesia.
Namun, tak banyak yang mengetahui perjuangan mereka untuk bisa mencapai titik puncak kesuksesan. Proses untuk mencapai kesuksesan tersebut yang terkadang membuat kita mengerutkan dahi dan tersenyum melihat kisah perjuangan mereka melawan segala kondisi ketidakmungkinan. Terinspirasi dengan salah satu obrolan dengan salah pemilik usaha properti terbesar di Jawa Timur.
Suatu saat ia bertanya kepada salah seorang CEO perusahaan besar, ”apa yang membuat perusahaan anda sangat sukses ?”. Ia pun menjawab,”Karena saya mengambil keputusan dengan tepat dan baik”. Seseorang itu pun bertanya kembali,”Lalu apa yang membuat anda bisa mengambil keputusan dengan tepat dan baik ?”. Ia pun menjawab,”Karena saya telah berpengalaman”. Tak berhenti sampai disitu, seseorang itu pun bertanya kembali,”Lalu apa yang membuat anda menjadi seorang yang berpengalaman ?”. Ia pun menjawab,”Karena saya telah mengalami banyak kegagalan”.
Kisah tersebut mengajarkan dua hal kepada kita, pertama adalah menghabiskan jatah kegagalan sejak muda dan kedua adalah there is no shortcut. Kita sering mendengar bahwa Kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Kesuksesan adalah buah hikmah dari akumulasi kegagalan. Percakapan dengan seorang CEO tadi dapat menjadi gambaran bagaimana keputusan yang tepat dan baik terjadi merupakan hasil dari kegagalan-kegagalan yang telah dialaminya. Oleh karena itu, jangan pernah pantang menyerah ketika kita mengalami kegagalan. Jangan pernah ragu untuk mencoba hal baru, karena ketika kita jarang atau tidak pernah gagal berarti kita tidak pernah mencoba hal baru. Kita tidak pernah “menantang” diri kita untuk sesuatu yang menurut kita sulit atau bahkan mustahil.  
Kedua adalah there is no shortcut. Menjadi pribadi sukses adalah ibarat kita ingin naik dari lantai bawah menuju lantai atas. Ada dua pilihan yaitu menggunakan tangga atau lift. Mereka yang menggunakan tangga akan mengeluarkan energi lebih banyak, menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, berhati-hati dalam menempatkan posisi kaki di anak tangga, namun bukan berarti berbahaya, terdapat pegangan tangga yang akan menjaga apabila dalam keadaan darurat. Mereka yang menggunakan lift tentu tak perlu repot-repot mengeluarkan energi lebih, tak perlu menjaga keseimbangan bahkan sambil bersandar pun kita bisa, dan hanya memodalkan jari telunjuk untuk menekan tombol buka dan lantai mana yang ingin kita tuju. Semakin tinggi lantainya, bisa jadi semakin senang dan mudah karena kita bisa berlama-lama dalam kondisi nyaman di dalam lift.
Pribadi sukses lahir oleh mereka yang menggunakan tangga, karena lift dibangun layaknya shortcut (jalan pintas). Lantai atas merupakan tujuan kita dan anak tangga merupakan rintangan yang perlu kita lalui, mau tidak mau ketika kita memilih menggunakan tangga. Semakin tinggi lantai atas, maka energi perlu dikeluarkan ekstra keras serta konsentrasi perlu dijaga agar tetap seimbang dan hati-hati. Semakin tinggi impian kita, maka dibutuhkan ekstra-energi dan konsentrasi tinggi agar tetap seimbang berada di track yang benar. Track menuju kesuksesan. Maka, tokoh-tokoh tadi dapat menjadi acuan tangga, seberapa banyak anak tangga yang sudah kita naiki, masih lebih rendah kah atau sama dan tentu harapannya adalah melebihi para tokoh-tokoh tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 1)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 2)

Perjalanan Panjang meraih Beasiswa Fulbright (Part 3)