Pesan untuk Adik-adik SMADA Pamekasan: Refleksi tentang Mental dan Persistensi
Assalamualaikum wr wb,
Saya Ucok Nasution, alumni SMAN 2 Pamekasan tahun 2014, jadi tepat satu dekade kurang setahun lalu, saya lulus dari sekolah ini.
Saat pesan ini ditulis, saya sedang menempuh studi S2 di Amerika Serikat, tepatnya di Georgia State University. Sudah 1,5 tahun lebih saya tinggal dan merantau disini, merasakan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat global, berkeliling melihat kota-kota besar seperti Chicago, New York, dan Washington DC yang sebelumnya saya temui di film dan lagu-lagu. Hal-hal yang tidak pernah saya bayangkan saat sekolah SMA dulu, dan alhamdulillah saat ini terwujud.
Pesan ini saya tulis dan tujukan untuk adik-adik di SMAN 2 Pamekasan, terutama kalian yang baru saja naik kelas 3 dan punya target untuk kampus PTN favorit. Pesan ini tentang bagaimana pengalaman bersekolah disini membentuk mental dan persistensi sehingga milestone perjalanan hidup saya menuntun sampai di titik saat ini. Tanpa bermaksud tinggi hati, milestone pengalaman belajar selama di SMADA ternyata menjadi turning point yang membawa saya pada milestone bersekolah jauh di belahan bumi lainnya.
Sedikit flash back saat kelas 3 dulu, saat saya berkeinginan kuat untuk bisa kuliah di PTN favorit, namun banyak faktor yang mendorong untuk lebih realistis dan menurunkan standar impian pilihan kampus. Tanpa bermaksud mendiskreditkan peringkat sekolah, rasanya sangat sulit saat itu untuk bisa tembus di PTN favorit dengan jalur tanpa tes/undangan. Apalagi kampus dan prodi yang dituju memiliki tingkat ketetatan dan kompetisi yang sangat tinggi. Bahkan, sampai saat ini competitive rates nya masih tinggi secara nasional. Ditambah lagi nilai rapor yang pas-pasan, saya masih ingat saat peringkat paralel 50 besar dirilis untuk membantu siswa/i mengukur kapasitas diri dalam jalur tanpa tes/undangan, nama saya pun juga tidak muncul di daftar tersebut. Jangan tanya prestasi, saya bukan siswa yang namanya disebut saat pengumuman prestasi setiap upacara hari senin. Dengan situasi tersebut, rasanya mustahil bagi saya untuk lolos, dan ternyata benar tidak lolos saat pengumuman SNMPTN (Jalur undangan).
Kemudian, saya putuskan jalur tes tulis lah satu-satunya jalan. Namun, kendala selanjutnya adalah cross-major. Saya kelas IPA namun pilih jurusan SOSHUM, maka tes yang akan saya kerjakan adalah soal-soal soshum yang mana jauh dari apa yang saya pelajari selama tiga tahun sekolah. Namun, saya tidak menyerah. Setidaknya dari kelas 3 semester 1, saya mulai mempersiapkan diri. Hampir setiap pagi saya menyelesaikan setidaknya 5 soal, bahkan ketika hari minggu. Untuk materi IPS, saya mengambil kursus malam hari setelah pulang sekolah. Begitu terus saya lakukan setiap hari selama 1 tahun. Singkat cerita, kemudian saya lolos di Universitas Airlangga, jurusan Administrasi Publik. Namun, bukan cerita lolos atau tidaknya poin dari pesan ini, melainkan mental yang kemudian terbangun secara natural.
Mental pantang menyerah ini ternyata secara tidak sadar terbawa sampai lulus kuliah S1 dan melanjutkan studi S2 saya di Luar Negeri. Butuh waktu sekitar 3 tahun untuk saya mempersiapkan semuanya. Saya membayangkan, jika bukan karena mental ‘underdog’ dan persisten yang terbangun saat sekolah, rasanya tidak mungkin saya sampai di titik ini. Perjuangan pun membuahkan hasil, saya lolos studi S2 melalui jalur beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat.
Untuk adik-adik kelas 3, persiapkan diri kalian dari sekarang jika ingin tembus di kampus favorit. Apalagi kalian yang memiliki banyak keterbatasan secara akademik ataupun finansial, berupayalah karena pasti ada jalan bagi mereka yang terus berjuang. Segera bikin kelompok belajar, beli buku latihan soal tes tulis, ambil kursus jika bisa, dan kurangi waktu santai kalian. Semakin awal mempersiapkan, semakin matang kalian menghadapi masa ujian. Namun, hal yang jauh lebih penting dari semuanya adalah bahwa usaha kalian itulah yang kelak membentuk mental dan persisten kalian. Itu jauh lebih berdampak dan bermanfaat bagi masa depan kalian. Kalo saya bisa, kalian juga pasti bisa.
Melalui pesan ini, saya juga bertetima kasih kepada guru-guru SMADA Pamekasan, kepada wali kelas Pak Jasuli, bu Umi, dan Bu Zakiyah, serta guru lainnya yang tidak bisa saya sebut satu-persatu. Kalo kata pepatah, sekali guru, maka selamanya guru dan tidak pernah ada mantan guru. Begitupula murid, selamanya juga akan menjadi murid. Mohon do'anya saya lulus tahun depan dan pulang kembali ke Indonesia.
Wassalamualaikum wr wb.
Alhamdulillah.... sangat inspiratif. Semoga dapat menambah semangat adik2nya di smada untuk meraih cita2 dan masa depannya. Aamiin .
BalasHapusDan semoga dimudahkan dan dilancarkan langkah Ucok selanjutnya. Aamiin
Alhamdulillah Ucok semangat ya semoga lancar sukses dan bs memberi motivasi ke adik klsmu di SMADA
BalasHapus